Saturday, May 3, 2025

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

PRAPANCA.WORLD | Panca RSI atau Panca Tirtha merupakan Lima Brahmana bersaudara putra dari Mpu Tahunun yang lahir di Bali, dari yang tertua yaitu Sang Brahmanan Pandita (Mpu Gnijaya), Mpu Semeru, Mpu Ghana, Mpu Keturunan dan Bradah. Kelima Pandita itu berangkat menuju Gunung semeru untuk melakukan yoga samadi memuja Bratara Hyang Pasupati selaku leluhurnya.

Selanjutnya pada masa pemerintahan kerajaan Bali dipimpin Raja suami istri, Raja Udayana Warmadewa-Cri Gunaprya Dharmapatni terjadilah persilihan dan pertengkaran akibat adanya perbedaan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Bali yang menganut Sad Paksa (Enam sekte) yaitu: Sambhu, Khala, Brahma, Wisnu, Irwana dan Bhayu, yang mana dalam pelaksanaanya sering menimbulkan keresahan didalam masyarakat.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dimintalah bantuan kepada Panca Rsi, Kemudian Catur Sanak (empat bersaudara) dari Panca Rsi Bali, kecuali Mpu Bradah yang menepati di Jawa. Banyak hal dilakukan di Bali oleh Mpu ini, dengan menata kehidupan masyarakat Bali. Atas prakarsan Catur Sanak yang dipimpin Mpu Keturunan mengadakan pesamuan (pertempuran) dari 6 sekte di sebuah tempat yang sekarang menjadi Pura Desa (Dewa Brahma), Pura Pusen (Dewa Wisnu) dan Pura Dalem (Dewa Siwa).

Juga dirumah membuat pelinggih Kamulan (Rong 3) sebagai pemujaan Tri Murti dan Leluhur, serta konsep Desa Pakraman dan Lainya yang sampai sekarang dipakai masyarakat Bali sebagai pedoman. Dari Panca Rsi inilah menurunkan trah-trah yang dibali diantaranya Pesek(Pesek, Bendesa dan Tangkas), Para Arya, Brahmana Siwa, Brahmana Budha, Dalem dan Lainya.

Menelusuri Sejarah Lingga Yoni: Simbol Kesuburan dan Spiritual di Pura Kancing Gumi

Menelusuri Sejarah Lingga Yoni: Simbol Kesuburan dan Spiritual di Pura Kancing Gumi

Nampak Pura Kancing Gumi adalah salah satu pura yang ada di Bali

Bali | Prapanca.world - Lingga Yoni adalah simbol yang sangat penting dalam agama Hindu, khususnya di Bali. Lingga Yoni melambangkan kesatuan antara aspek maskulin (Lingga) dan feminin (Yoni), yang menggambarkan proses penciptaan dan keharmonisan alam semesta. Biasanya, Lingga Yoni ditemui di tempat-tempat suci, termasuk pura.

Pura Kancing Gumi adalah salah satu pura yang ada di Bali, meskipun tidak sepopuler pura-pura besar lainnya, namun setiap pura di Bali memiliki makna dan keunikan tersendiri dalam hal fungsi keagamaan. Biasanya, Lingga Yoni ditemukan di pura-pura yang dikhususkan untuk pemujaan terhadap Siwa, dewa pencipta dan perusak dalam agama Hindu.

Jika di Pura Kancing Gumi terdapat Lingga Yoni, itu bisa jadi menjadi simbol pemujaan dan penghormatan terhadap aspek dewa Siwa, yang merupakan sumber dari penciptaan dan keharmonisan di alam semesta. Keberadaan Lingga Yoni ini juga merupakan refleksi dari ajaran Hindu yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara dua unsur yang saling melengkapi.

Apakah kamu pernah mengunjungi pura tersebut, atau ada aspek tertentu yang ingin kamu ketahui lebih dalam tentang Pura Kancing Gumi?

Lingga Yoni di Pura Kancing Gumi merupakan simbol penting dalam kepercayaan Hindu, melambangkan kesatuan antara laki-laki dan perempuan. Pura ini dianggap sebagai tempat suci yang berfungsi sebagai pusat pemujaan dan memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Pura Kancing Gumi terdapat Lingga Yoni, itu bisa jadi menjadi simbol pemujaan dan penghormatan terhadap aspek dewa Siwa

Sejarah Pura Kancing Gumi dan Lokasi dan Asal Usul

  • Pura Kancing Gumi terletak di Banjar Batu Lantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung.
  • Belum ada sumber yang meyakinkan mengenai kapan pura ini didirikan, namun terdapat referensi dalam Lontar Dewa Purana Giri Wana yang menguraikan keberadaan pura tersebut.

Lingga Yoni sebagai Simbol

  • Lingga Yoni di Pura Kancing Gumi merupakan representasi dari Purusa (jiwa) dan Pradana (badan fisik).
  • Lingga melambangkan Purusa, sedangkan Yoni melambangkan Pradana, menciptakan keseimbangan antara aspek spiritual dan fisik dalam kehidupan.

Fungsi dan Ritual

  • Pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat untuk memohon kemakmuran pertanian dan keselamatan.
  • Ritual yang dilakukan melibatkan air suci yang dituangkan di ujung Lingga dan dialirkan ke Yoni, yang kemudian dipercikkan ke areal pertanian dengan doa-doa tertentu.

Mitos dan Kepercayaan

  • Masyarakat percaya bahwa Pura Kancing Gumi adalah stana Hyang Gunung Alas, yang merupakan manifestasi dari Lingga Pasupati, Dewa Siwa.
  • Pura ini diyakini sebagai penekek jagat, atau penjaga stabilitas dunia, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan masyarakat.


Keterkaitan dengan Masyarakat

  • Pura Kancing Gumi menjadi pusat kegiatan spiritual bagi sekitar 42 kepala keluarga dari Desa Adat Batu Lantang.
  • Setiap kali pujawali, banyak umat dari pelosok Bali datang untuk berdoa dan memohon berkah.

Kesimpulan

Pura Kancing Gumi dan Lingga Yoni di dalamnya memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Bali, mencerminkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Pura ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol harapan dan kesejahteraan bagi masyarakat agraris di sekitarnya.