PUTRA DHARMMA

NUSANTARA

Putra Dharmma Nusantara adalah sebuah insiatif yang bertujuan untuk mengengbangkan nilai-nilai luhur dan kebudayaan indonesia

PENDIDIKAN

KEBUDAYAAN

Pendidikan kebudayaan merujuk pada proses pembelajaran bertujuan untuk mengenalkan melestarikan mengembangkan nilai budaya suatu masyarakat

PENDIDIKAN

KEBINEKAAN

Dalam konteks pendidikan kebudayaan pada pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman budaya, tradisi, nilai ada dalam masyarakat

Apa Itu Pudara

Putra Dharma Nusantara adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai luhur dan kebudayaan Indonesia.

Pendidikan Budaya

Pendidikan kebudayaan berperan penting dalam membentuk masyarakat yang sadar akan nilai-nilai budaya Nusantara.

Pendidikan Kebinekaan

Pendidikan kebinekaan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih toleran, damai, dan saling menghargai.

Welcome Pudara

Pelestarian budaya dan tradisi menjadi salah satu pilar utama dalam setiap program yang dijalankan, sehingga diharapkan dapat menciptakan kesadaran dan penghargaan terhadap warisan budaya yang kaya di Indonesia. Dengan pendekatan ini, Putra Dharmma Nusantara berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang berkarakter, berbudaya, dan beradab.

Visi dan Misi Pudara

Nilai Luhur jiwa nusantara

Karakter Generasi Muda

Pelestarian Budaya Nusantara

Sosial dan Kemasyarakatan

Persatuan dan Kesatuan Bangsa

MISI DAN VISI

Berikut adalah Progam pendidikan untuk Putera Dharma Nusantara yang berfokus pada pengembangan karakter, moralitas, dan pelestarian budaya bangsa Indonesia.

polio

Tentang Visi

Menjadi garda terdepan dalam mengembangkan nilai-nilai kebangsaan yang berbasis pada ajaran luhur budaya jiwa Nusantara.

Tentang Misi

Meningkatkan kualitas moral, spiritual generasi muda serta mempersiapkan generasi untuk menghadapi tantangan global semakin kompleks.

Nilai Luhur

Melestarikan budaya dan tradisi bangsa melalui pendidikan dan kegiatan sosial, Identitas Diri, Pengembangan Karakter, Toleransi dan Kerukunan.

Nilai Karakter

Melalui pendidikan kebinekaan, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mengembangkan sikap toleran. Ini penting untuk membangun karakter baik.

Pudara History's

Pengembangan karakter generasi muda sangat penting untuk membentuk individu yang berkualitas dan berintegritas

  • Kejujuran – dan Tanggung Jawab Menumbuhkan sikap jujur dan bertanggung jawab pada diri sendiri maupun kepada masyarakat adalah bagian dari pembentukan karakter yang kuat.
  • Disiplin – dan Bergerak Disiplin adalah kunci untuk mencapai tujuan, sedangkan bergerak adalah bagian dari usaha tanpa mengenal lelah, disiplin menjadi nilai terbaik.
  • Empati – dan Kepedulian Sosial Melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan, anggota Putra Dharmma Nusantara diharapkan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama
  • Pelestarian – Budaya Nusantara Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Setiap daerah memiliki tradisi, seni, dan kebiasaan yang unik dan berharga.
  • Bakti – Sosial Masyarakat Putra Dharmma Nusantara harus terlibat dalam kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,kepada yang kurang mampu, Yatim Puatu, Anak Jalanan, Anak Luar Biasa
Pengembangan Kreativitas
Mendorong individu untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan berani berinovasi dalam karya seni, kuliner, dan proyek sosial.
Pendidikan dan Pelatihan
Menyediakan program pelatihan dan workshop yang mengajarkan keterampilan kreatif, seperti seni lukis, memasak, dan desain, untuk meningkatkan kemampuan individu.
Kolaborasi Komunitas
Membangun jaringan kolaborasi antara seniman, koki, pendidik, dan masyarakat untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Pameran dan Festival
Mengadakan pameran seni dan festival kuliner yang menampilkan karya-karya kreatif dari peserta, memberikan platform untuk memperkenalkan bakat lokal.
Pemberdayaan Ekonom
Membantu individu dan kelompok untuk mengembangkan usaha kreatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Pelestarian Budaya
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya lokal melalui seni dan kuliner, serta mengintegrasikannya ke dalam karya-karya baru.
Inovasi Berkelanjutan
Mendorong praktik berkelanjutan dalam menciptakan karya, baik dalam seni maupun kuliner, untuk menjaga lingkungan dan sumber daya.
Visi
Menjadi wadah inspirasi dan inovasi yang menghubungkan kreativitas dengan keberlanjutan, serta memberdayakan individu dan komunitas untuk menciptakan dampak positif melalui karya-karya mereka.
Misi
Mewujudkan ruang bagi setiap orang untuk mengekspresikan diri, belajar, dan berkolaborasi dalam menciptakan karya yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Cipta Rasa Karsa
Dengan Cipta Rasa Karsa, diharapkan setiap individu dapat menemukan potensi kreatif mereka dan berkontribusi pada pengembangan budaya dan ekonomi lokal.
Syarat Menjadi Anggota
Usia: Calon anggota harus berusia minimal 18 tahun. Untuk anggota di bawah usia tersebut, diperlukan persetujuan orang tua atau wali.
Komitmen terhadap Misi Yayasan
Calon anggota harus memiliki pemahaman dan komitmen terhadap visi, misi, dan nilai-nilai Yayasan Putra Dharma Nusantara, yaitu meningkatkan akses pendidikan dan memberdayakan anak-anak di Indonesia.
Pengisian Formulir Pendaftaran
Calon anggota harus mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh yayasan, yang mencakup informasi pribadi dan latar belakang pendidikan atau pengalaman.
Wawancara
Calon anggota mungkin akan diundang untuk mengikuti wawancara sebagai bagian dari proses seleksi, untuk memastikan kesesuaian dengan nilai-nilai yayasan.
Keterampilan atau Pengalaman
Diutamakan bagi calon anggota yang memiliki keterampilan atau pengalaman di bidang pendidikan, sosial, atau pengembangan masyarakat. Namun, semua individu yang memiliki niat baik dan ingin berkontribusi dipersilakan untuk mendaftar.

Cipta Rasa Karsa

Cipta Rasa Karsa adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi di berbagai bidang, terutama dalam seni, kuliner, dan pendidikan. Dengan menggabungkan elemen "cipta" (kreativitas), "rasa" (pengalaman), dan "karsa" (keinginan untuk berbuat), inisiatif ini berfokus pada pemberdayaan individu dan komunitas untuk mengekspresikan diri mereka dan menciptakan sesuatu yang baru.

Serives

Menjadi Lembaga

Pendidikan terdepan yang berkomitmen dalam pembentukan karakter dan moralitas generasi muda melalui pengajaran nilai-nilai luhur dan pelestarian budaya Nusantara, sehingga menciptakan masyarakat yang berintegritas, berbudaya, dan beradab.

Pendidikan Karakter
90%
Pelestarian Budaya
75%
Pengembangan & Keterampilan
85%
Kolaborasi dengan Komunitas
55%

APA KATA MEREKA

Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari Yayasan Putra Dharmma Nusantara. Program-program yang ditawarkan tidak hanya membantu saya dalam belajar, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Saya merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi masa depan.

Dari Siswa

Sebagai orang tua, saya merasa sangat beruntung anak saya bisa bergabung dengan Yayasan Putra Dharmma Nusantara. Yayasan ini tidak hanya fokus pada pendidikan akademis, tetapi juga mengajarkan karakter dan etika. Saya melihat perubahan positif dalam diri anak saya, baik dalam sikap maupun prestasi.

Dari Orang Tua

Menjadi bagian dari Yayasan Putra Dharmma Nusantara adalah pengalaman yang sangat memuaskan. Kami tidak hanya mengajar, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk karakter generasi muda. Melihat perkembangan siswa-siswa kami adalah kebahagiaan tersendiri.

Dari Pengajar

Pengaruh Karakter

Pelestarian Budaya

Workshop Karakter

Festival Budaya

ARTIKEL NEWS

Hasil pencarian mengenai Yayasan Putra Dharmma Nusantara menunjukkan beberapa artikel.

Sunday, June 29, 2025

Mengenal Barong Waraha: Bukan Badak, Melainkan Jelmaan Dewa Wisnu

Mengenal Barong Waraha: Bukan Badak, Melainkan Jelmaan Dewa Wisnu

Mengenal Barong Waraha: Bukan Badak, Melainkan Jelmaan Dewa Wisnu


YAYASANPUDARA
| Barong Waraha merupakan simbol yang menghubungkan antara Bumi dan langit, menciptakan harmoni dalam kosmos. Dalam konteks budaya Jawa, hal ini mencerminkan pentingnya keseimbangan antara alam dan manusia, serta pengaruhnya terhadap identitas dan tradisi masyarakat Jawa yang semakin terlupakan. 

Barong Waraha, atau yang sering disebut Barong Warak, bukanlah badak, melainkan representasi dari babi hutan putih. Sosok ini adalah Avatara atau jelmaan dari Dewa Wisnu.

Dalam mitologi, Dewa Wisnu dalam wujud Varaha (babi hutan) turun ke Bumi untuk mengalahkan Hiranyaksha, seorang raksasa yang mencoba menguasai dunia. Hiranyaksha telah menjauhkan Bumi dari orbitnya di luar angkasa. Varaha berhasil membawa Bumi kembali ke orbitnya dan menyelamatkan dunia. Kisah ini diakhiri dengan Varaha yang menikahi Bumi Pertiwi, melambangkan keselarasan antara langit dan Bumi.

Kisah ini juga dapat dihubungkan dengan konsep Sabta Wara (tujuh hari) dan Panca Wara (lima hari pasaran dalam kalender Jawa). Keselarasan antara Sabta Wara dan Panca Wara, yang dikenal sebagai Dina Pitu (tujuh hari) dan Pasaran Lima, telah terjalin kembali dengan Bumi dan "Bapa Angkasa".

Pada masa transisi ini, sering kali terjadi kesalahpahaman atau bahkan upaya untuk menghilangkan makna asli dari konsep-konsep ini, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai penghilangan identitas "Hari Orang Jawa".

Ruwat Agung Jolotundo Warnai Penyambutan Bulan Suro di Trawas Mojokerto

Ruwat Agung Jolotundo Warnai Penyambutan Bulan Suro di Trawas Mojokerto

Ruwat Agung Jolotundo Warnai Penyambutan Bulan Suro di Trawas Mojokerto | Foto : Fio Atmaja


MOJOKERTO | Menyambut bulan Suro, Masyarakat Dusun Biting, Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, menggelar Ruwat Agung Petirtaan Jolotundo, Sabtu, 28 Juni 2025, sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan air (tirta) dari Petirtaan Jolotundo.

Ruwatan diawali dengan Kirab Agung Budaya Nusantara dari Lapangan Sri Rahayu, Desa Seloliman kemudian menuju kawasan petirtaan atau Candi Jolotundo.

Dalam kirab tersebut, warga membawa sesajen untuk leluhur, kemudian melakukan pelepasan burung, dan penanaman pohon sebagai simbol kepedulian terhadap alam.

Pemangku Adat Jolotundo, Mukade mengatakan, tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun dan rutin dilakukan setiap tahun pada bulan Suro, khususnya saat pasaran Legi.

Kegiatan ini kami laksanakan sebelum tanggal 10 Suro menurut penanggalan Jawa,” jelasnya.

Mukade menjelaskan, tujuan dari ruwatan ini adalah memohon berkah atas tirta Jolotundo, yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat sekitar.

Air ini simbol kemakmuran. Dengan tirta Jolotundo, masyarakat bisa hidup sejahtera karena bisa digunakan untuk kebutuhan ekonomi, sosial, dan kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Rangkaian acara ruwatan ini sudah dimulai sejak satu minggu sebelumnya dengan kegiatan unduh tirta dari empat penjuru lereng Gunung Penanggungan sisi timur, selatan, barat, dan utara.

Untuk sisi timur dari Sumber Tetek, sisi barat dari Petirtaan Jolotundo yang kemudian disatukan dan diruwat di lokasi utama.

Air hasil ruwatan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar dan para pengunjung umum," bebernya.

Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Pemkab Mojokerto, pegiat budaya, dan komunitas pelestari adat dari berbagai daerah seperti Jombang, Malang, Gresik, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya. Mojokerto tourism

Rangkaian kegiatan juga dimeriahkan dengan kesenian ujung, bantengan, dan pagelaran wayang kulit sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal yang menyatu dengan spiritualitas dan kearifan lingkungan.

Gelar Kirab Tumpeng Agung untuk Lestarikan Budaya Leluhur

Gelar Kirab Tumpeng Agung untuk Lestarikan Budaya Leluhur

Nampak Gelar Kirab Tumpeng Agung untuk Lestarikan Budaya Leluhur | Poto: Cak Lubias Prapanca


BLITAR | NEWJURNASLIAS.COM - Suasana sakral dan semarak menyelimuti kompleks Candi Penataran, Kabupaten Blitar, pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Para raja dan sultan dari berbagai kerajaan di Nusantara berkumpul untuk mengikuti prosesi akbar Kirab Tumpeng Nusantara Gotong Royong ke-14, sebuah perhelatan budaya yang bertujuan untuk merawat dan melestarikan warisan adiluhung para leluhur.

Acara utama adalah Kirab Tumpeng Nusantara Gotong Royong ke-14, sebuah kirab budaya yang mengusung tema "Sumilak e Mendung Tumitising Para Leluhur” (Tersingkapnya Mendung, Titisan Para Leluhur). Selain kirab, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan tari tradisional yang disuguhkan untuk menyambut dan menghibur para tamu agung serta masyarakat yang hadir.

Kirab ini sebagai upaya nguri-uri budaya leluhur dan meneguhkan kembali peran Candi Penataran sebagai pusat spiritual Nusantara,” kata Ki Aris Sugito, Ketua Umum Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara.

Peserta utama dari acara ini adalah para raja dan sultan dari berbagai penjuru Nusantara. Turut hadir pula Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, M.M, serta perwakilan dari Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) selaku inisiator acara. Masyarakat dari berbagai daerah juga turut serta sebagai peserta kirab dengan mengenakan busana adat masing-masing.

Turut hadir pula Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, M.M, serta perwakilan dari Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) | Poto: Cak Lubis Prapanca


Kegiatan budaya ini diselenggarakan pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Prosesi kirab dimulai pada pagi hari dan berlangsung hingga selesai di kompleks utama Candi Penataran.

Lokasi acara bertempat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Prosesi kirab dimulai dari titik awal di Situs Balekambang, yang diyakini sebagai bekas keraton dan pusat pendidikan bagi para bangsawan muda di era Majapahit, kemudian berjalan sejauh dua kilometer menuju titik akhir di kompleks Candi Penataran.

Selain bentuk penghormatan, ini juga napak tilas spiritual untuk membangkitkan kembali semangat para ksatria menjaga adat dan moral bangsa,” ujar Aris

Kirab ini diinisiasi sebagai wujud nyata pelestarian budaya dan penghormatan terhadap para leluhur. Candi Penataran, yang pada masa lampau bernama Candi Palah, dipilih sebagai lokasi pusat acara karena nilai sejarahnya yang luar biasa. Situs ini merupakan tempat pendarmaan (penyimpanan abu jenazah) penting sejak era Kerajaan Kediri, yang kejayaannya berlanjut pada masa Tumapel, Singasari, hingga Majapahit. Puncaknya, pada masa pemerintahan Prabu Jayanegara dari Majapahit, Candi Penataran ditetapkan sebagai candi negara satu-satunya di Indonesia, menjadikannya simbol pemersatu.

Prosesi kirab berlangsung dengan khidmat dan meriah. Para peserta, termasuk para raja, sultan, dan masyarakat umum, berjalan kaki dari Situs Balekambang menuju Candi Penataran. Mereka mengenakan pakaian adat khas daerah masing-masing, menciptakan pemandangan yang penuh warna dan merepresentasikan kebhinekaan Nusantara. Sambil berjalan, para peserta mengarak tumpeng-tumpeng agung yang dihias indah sebagai simbol rasa syukur dan gotong royong.

Sunday, May 25, 2025

Meriah dan Harmonis: Kirab Budaya Lintas Agama Warnai Perayaan Dharmasanti Waisak 2025 di Mojokerto

Meriah dan Harmonis: Kirab Budaya Lintas Agama Warnai Perayaan Dharmasanti Waisak 2025 di Mojokerto



PUDARA.COM | Perayaan Dharmasanti Waisak 2569 BE/2025 di Maha Vihara Mojopahit adalah bahwa acara ini berhasil menciptakan suasana meriah dan harmonis melalui kolaborasi lintas budaya dan agama. Dengan tema "Buddha Meets the Gods", kirab budaya yang melibatkan berbagai unsur kepercayaan dan kesenian tradisional menunjukkan semangat persatuan dan kebersamaan di antara umat beragama.

Ketua panitia, Candra, menekankan pentingnya acara ini sebagai langkah awal untuk memperkuat hubungan antarumat beragama di Nusantara, dengan Candi Brahu sebagai simbol historis dan spiritual yang relevan. Diharapkan, perayaan ini dapat menjadi jembatan untuk mempererat kerukunan dan saling pengertian di masa depan.

Saturday, May 3, 2025

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

Panca Rsi dan Keturunannya di Bali

PRAPANCA.WORLD | Panca RSI atau Panca Tirtha merupakan Lima Brahmana bersaudara putra dari Mpu Tahunun yang lahir di Bali, dari yang tertua yaitu Sang Brahmanan Pandita (Mpu Gnijaya), Mpu Semeru, Mpu Ghana, Mpu Keturunan dan Bradah. Kelima Pandita itu berangkat menuju Gunung semeru untuk melakukan yoga samadi memuja Bratara Hyang Pasupati selaku leluhurnya.

Selanjutnya pada masa pemerintahan kerajaan Bali dipimpin Raja suami istri, Raja Udayana Warmadewa-Cri Gunaprya Dharmapatni terjadilah persilihan dan pertengkaran akibat adanya perbedaan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Bali yang menganut Sad Paksa (Enam sekte) yaitu: Sambhu, Khala, Brahma, Wisnu, Irwana dan Bhayu, yang mana dalam pelaksanaanya sering menimbulkan keresahan didalam masyarakat.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dimintalah bantuan kepada Panca Rsi, Kemudian Catur Sanak (empat bersaudara) dari Panca Rsi Bali, kecuali Mpu Bradah yang menepati di Jawa. Banyak hal dilakukan di Bali oleh Mpu ini, dengan menata kehidupan masyarakat Bali. Atas prakarsan Catur Sanak yang dipimpin Mpu Keturunan mengadakan pesamuan (pertempuran) dari 6 sekte di sebuah tempat yang sekarang menjadi Pura Desa (Dewa Brahma), Pura Pusen (Dewa Wisnu) dan Pura Dalem (Dewa Siwa).

Juga dirumah membuat pelinggih Kamulan (Rong 3) sebagai pemujaan Tri Murti dan Leluhur, serta konsep Desa Pakraman dan Lainya yang sampai sekarang dipakai masyarakat Bali sebagai pedoman. Dari Panca Rsi inilah menurunkan trah-trah yang dibali diantaranya Pesek(Pesek, Bendesa dan Tangkas), Para Arya, Brahmana Siwa, Brahmana Budha, Dalem dan Lainya.

Menelusuri Sejarah Lingga Yoni: Simbol Kesuburan dan Spiritual di Pura Kancing Gumi

Menelusuri Sejarah Lingga Yoni: Simbol Kesuburan dan Spiritual di Pura Kancing Gumi

Nampak Pura Kancing Gumi adalah salah satu pura yang ada di Bali

Bali | Prapanca.world - Lingga Yoni adalah simbol yang sangat penting dalam agama Hindu, khususnya di Bali. Lingga Yoni melambangkan kesatuan antara aspek maskulin (Lingga) dan feminin (Yoni), yang menggambarkan proses penciptaan dan keharmonisan alam semesta. Biasanya, Lingga Yoni ditemui di tempat-tempat suci, termasuk pura.

Pura Kancing Gumi adalah salah satu pura yang ada di Bali, meskipun tidak sepopuler pura-pura besar lainnya, namun setiap pura di Bali memiliki makna dan keunikan tersendiri dalam hal fungsi keagamaan. Biasanya, Lingga Yoni ditemukan di pura-pura yang dikhususkan untuk pemujaan terhadap Siwa, dewa pencipta dan perusak dalam agama Hindu.

Jika di Pura Kancing Gumi terdapat Lingga Yoni, itu bisa jadi menjadi simbol pemujaan dan penghormatan terhadap aspek dewa Siwa, yang merupakan sumber dari penciptaan dan keharmonisan di alam semesta. Keberadaan Lingga Yoni ini juga merupakan refleksi dari ajaran Hindu yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara dua unsur yang saling melengkapi.

Apakah kamu pernah mengunjungi pura tersebut, atau ada aspek tertentu yang ingin kamu ketahui lebih dalam tentang Pura Kancing Gumi?

Lingga Yoni di Pura Kancing Gumi merupakan simbol penting dalam kepercayaan Hindu, melambangkan kesatuan antara laki-laki dan perempuan. Pura ini dianggap sebagai tempat suci yang berfungsi sebagai pusat pemujaan dan memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Pura Kancing Gumi terdapat Lingga Yoni, itu bisa jadi menjadi simbol pemujaan dan penghormatan terhadap aspek dewa Siwa

Sejarah Pura Kancing Gumi dan Lokasi dan Asal Usul

  • Pura Kancing Gumi terletak di Banjar Batu Lantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung.
  • Belum ada sumber yang meyakinkan mengenai kapan pura ini didirikan, namun terdapat referensi dalam Lontar Dewa Purana Giri Wana yang menguraikan keberadaan pura tersebut.

Lingga Yoni sebagai Simbol

  • Lingga Yoni di Pura Kancing Gumi merupakan representasi dari Purusa (jiwa) dan Pradana (badan fisik).
  • Lingga melambangkan Purusa, sedangkan Yoni melambangkan Pradana, menciptakan keseimbangan antara aspek spiritual dan fisik dalam kehidupan.

Fungsi dan Ritual

  • Pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat untuk memohon kemakmuran pertanian dan keselamatan.
  • Ritual yang dilakukan melibatkan air suci yang dituangkan di ujung Lingga dan dialirkan ke Yoni, yang kemudian dipercikkan ke areal pertanian dengan doa-doa tertentu.

Mitos dan Kepercayaan

  • Masyarakat percaya bahwa Pura Kancing Gumi adalah stana Hyang Gunung Alas, yang merupakan manifestasi dari Lingga Pasupati, Dewa Siwa.
  • Pura ini diyakini sebagai penekek jagat, atau penjaga stabilitas dunia, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan masyarakat.


Keterkaitan dengan Masyarakat

  • Pura Kancing Gumi menjadi pusat kegiatan spiritual bagi sekitar 42 kepala keluarga dari Desa Adat Batu Lantang.
  • Setiap kali pujawali, banyak umat dari pelosok Bali datang untuk berdoa dan memohon berkah.

Kesimpulan

Pura Kancing Gumi dan Lingga Yoni di dalamnya memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Bali, mencerminkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Pura ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol harapan dan kesejahteraan bagi masyarakat agraris di sekitarnya.

STRUKTUR PUDARA

ahmat zulfikar

Ketua

Ketua yayasan bertanggung jawab untuk memimpin organisasi dan memastikan bahwa semua kegiatan

Koenadi

Pembina

Memberikan Arahan Strategis: Pembina yayasan bertanggung jawab untuk memberikan visi dan misi yang jelas

ELLIE MASCHUR

Bendahara

Mencatat semua transaksi keuangan dengan akurat dan tepat waktu, termasuk pendapatan, pengeluaran, dan aset.

Dimas deananda

Sekretaris

MMencatat dan menyusun notulen rapat pengurus yayasan, serta mendistribusikannya kepada anggota yang relevan

muhammad mu'afi

Pengawas

Memastikan bahwa yayasan mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Maps And Contact

Sekretariat da Cabang Yayasan Putra Dharmma Nusantara.

Contact Form

Name

Email *

Message *

JAM OPERASIONAL SEKOLAH