Sunday, June 29, 2025

Gelar Kirab Tumpeng Agung untuk Lestarikan Budaya Leluhur

Nampak Gelar Kirab Tumpeng Agung untuk Lestarikan Budaya Leluhur | Poto: Cak Lubias Prapanca


BLITAR | NEWJURNASLIAS.COM - Suasana sakral dan semarak menyelimuti kompleks Candi Penataran, Kabupaten Blitar, pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Para raja dan sultan dari berbagai kerajaan di Nusantara berkumpul untuk mengikuti prosesi akbar Kirab Tumpeng Nusantara Gotong Royong ke-14, sebuah perhelatan budaya yang bertujuan untuk merawat dan melestarikan warisan adiluhung para leluhur.

Acara utama adalah Kirab Tumpeng Nusantara Gotong Royong ke-14, sebuah kirab budaya yang mengusung tema "Sumilak e Mendung Tumitising Para Leluhur” (Tersingkapnya Mendung, Titisan Para Leluhur). Selain kirab, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan tari tradisional yang disuguhkan untuk menyambut dan menghibur para tamu agung serta masyarakat yang hadir.

Kirab ini sebagai upaya nguri-uri budaya leluhur dan meneguhkan kembali peran Candi Penataran sebagai pusat spiritual Nusantara,” kata Ki Aris Sugito, Ketua Umum Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara.

Peserta utama dari acara ini adalah para raja dan sultan dari berbagai penjuru Nusantara. Turut hadir pula Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, M.M, serta perwakilan dari Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) selaku inisiator acara. Masyarakat dari berbagai daerah juga turut serta sebagai peserta kirab dengan mengenakan busana adat masing-masing.

Turut hadir pula Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, M.M, serta perwakilan dari Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) | Poto: Cak Lubis Prapanca


Kegiatan budaya ini diselenggarakan pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Prosesi kirab dimulai pada pagi hari dan berlangsung hingga selesai di kompleks utama Candi Penataran.

Lokasi acara bertempat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Prosesi kirab dimulai dari titik awal di Situs Balekambang, yang diyakini sebagai bekas keraton dan pusat pendidikan bagi para bangsawan muda di era Majapahit, kemudian berjalan sejauh dua kilometer menuju titik akhir di kompleks Candi Penataran.

Selain bentuk penghormatan, ini juga napak tilas spiritual untuk membangkitkan kembali semangat para ksatria menjaga adat dan moral bangsa,” ujar Aris

Kirab ini diinisiasi sebagai wujud nyata pelestarian budaya dan penghormatan terhadap para leluhur. Candi Penataran, yang pada masa lampau bernama Candi Palah, dipilih sebagai lokasi pusat acara karena nilai sejarahnya yang luar biasa. Situs ini merupakan tempat pendarmaan (penyimpanan abu jenazah) penting sejak era Kerajaan Kediri, yang kejayaannya berlanjut pada masa Tumapel, Singasari, hingga Majapahit. Puncaknya, pada masa pemerintahan Prabu Jayanegara dari Majapahit, Candi Penataran ditetapkan sebagai candi negara satu-satunya di Indonesia, menjadikannya simbol pemersatu.

Prosesi kirab berlangsung dengan khidmat dan meriah. Para peserta, termasuk para raja, sultan, dan masyarakat umum, berjalan kaki dari Situs Balekambang menuju Candi Penataran. Mereka mengenakan pakaian adat khas daerah masing-masing, menciptakan pemandangan yang penuh warna dan merepresentasikan kebhinekaan Nusantara. Sambil berjalan, para peserta mengarak tumpeng-tumpeng agung yang dihias indah sebagai simbol rasa syukur dan gotong royong.

Tags :

bm

PUDARA

Konsultasi Kebudayaan

Menjadi Patner Putra Dharmma Nusantara? Silahkan hubungi admin pudara terima kasih

  • PUDARA
  • Seni -Sabtu
  • Trowulan, Kab. Mojokerto
  • putradharmma@gmail.com
  • +62-895-2988-1116

Post a Comment